Jurnal Refleksi Minggu Ke-3 Calon Guru Penggerak
Oleh
I Putu
Sudarsana, S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 4
Kabupaten Karangasem-Bali
Pada minggu ketiga ini, saya mencoba membuat Jurnal Refleksi dengan menggunakan Model Enam Topi ⟮Six Thinking Hats). Model ini melatih kita melihat satu topik dari berbagai sudut pandang, yang disimbolkan dengan enam warna topi. Setiap topi mewakili cara berpikir yang berbeda; beberapa di antaranya terkadang mendominasi cara kita berpikir. Karena itu, dengan semakin sering melatih keenam “topi”, kita akan dapat mengambil refleksi yang lebih mendalam.
- Topi putih: tuliskan informasi sebanyak-banyaknya terkait pengalaman yang terjadi. Informasi ini harus berupa fakta; bukan opini.
- Topi merah: gambarkan perasaan Anda terkait dengan topik yang sedang dibahas, misalnya perasaan saat mempelajari materi baru atau saat menjalankan diskusi kelompok.
- Topi kuning: tuliskan hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut.
- Topi hitam: tuliskan kendala, hambatan, atau risiko dari tindakan/peristiwa yang sedang dibahas.
- Topi hijau: jabarkan ide-ide yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut.
- Topi biru: tarik kesimpulan dari peristiwa yang terjadi, atau ambil keputusan setelah mempertimbangkan kelima sudut pandang lainnya. Bandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jurnal refleksi calon guru penggerak minggu ketiga yang saya susun, yaitu
sebagai berikut.
Pada minggu kedua, sesi akhir adalah
materi Elaborasi Pemahaman. Pada minggu ketiga, yaitu 1 – 5
Nopember 2021, diawali dengan membuat Koneksi Antar Materi Pemikiran Ki
Hadjar Dewantara Tentang Pendidikan (kegiatan tanggal 1 Nopember 2021). Koneksi Antar Materi merupakan kesimpulan dan refleksi pemikiran
KHD yang telah dipelajari pada modul 1.1 ini. Pembelajaran terakhir pada modul 1.1, yaitu 2 Nopember 2021 adalah Aksi Nyata.
Dalam aksi nyata ini, saya membuat sebuah rancangan kegiatan pembelajaran yang nantinya
dapat diterapkan di kelas. Rancangan kegiatan ini sesuai dengan hasil belajar yang
didapat pada modul 1.1,
yaitu bagaimana menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid dan peran
guru sebagai penuntun. Setelah berakhirnya
pembelajaran pada modul 1.1, dilanjutkan pada pembelajaran modul 1.2 Nilai dan
Peran Guru Penggerak.
Pada Rabu, 3 Nopember 2021, modul 1.2
di mulai dengan Mulai dari diri - Nilai
dan Peran Guru Penggerak. Pembelajaran sayan dimulai dengan membuat diagram
trapesium usia dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai diri saya dengan
sejujurnya. Pada Kamis, 4 Nopember 2021, modul 1.2 dilanjutkan pada sesi Eksplorasi Konsep -
Nilai dan Peran Guru Penggerak. Pada sesi ini, secara mandiri saya mempelajari/berproses dengan
materi-materi terkait dengan Nilai dan Peran-peran seorang Guru Penggerak. Di beberapa bagian terdapat pula beberapa
pertanyaan yang saya jawab untuk mendukung pemahaman saya. Pada Jumat, 5
Nopember 2021, sesi Eksplorasi Konsep
dilanjutkan dengan Diskusi Mandiri,
Pada sesi ini saya belajar dari teman sejawat/ rekan calon guru penggerak
lainnya, dengan berdikusi, memberi jawaban dan tanggapan tertulis.
Dalam mengikuti pembelajaran minggu
ini saya merasa bersemangat karena berhasil menyelesaikan modul 1.1 dan memulai
modul 1.2. Walaupun dalam membuat koneksi antar materi saya merasa kurang
percaya diri menuangkan gagasan/pemahaman saya terkait modul 1.1 tentang
pemikiran filosofi Ki Hadjar Dewantara. Saya merasa belum mampu memahami dan
menerapkan pemikiran KHD dalam pembelajaran di kelas, sehingga saya meminta
beberapa pendapat dari rekan CGP lainnya.
Sesi Koneksi antar materi dan aksi
nyata sangat relevan dalam melatihkan CGP untuk menuangkan ide dan gagasannya
terkait pemikiran KHD tentang pendidikan. Saya belajar mengaitkan materi yang
telah dipelajari melalui alur MERRDEKA. Saya pun belajar membuat rancangan dan
menerapkan aksi nyata dalam pembelajaran di kelas. Selanjutnya modul 1.2 memberikan saya pelajaran tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak. Nilai-nilai Guru Penggerak yang
belum disadari, akan berusaha dimunculkan dalam keseharian. Demikian pula Peran
Guru Penggerak, akan dicoba untuk dilaksanakan. Pembelajaran melalui LMS
memberikan pengalaman belajar secara mandiri, kolaborasi, berpikir kritis,
kreatif, dan komunikasi lisan dan tulisan.
Tantangan yang saya hadapi ketika mengikuti kegiatan ini
adalah saya harus bisa menyelesaikan berbagai tugas dalam waktu bersamaan,
misalnya mengajar, mengerjakan tugas administratif, dan mengerjakan tugas pada
LMS. Dalam mengerjakan tugas koneksi antar materi, saya berhasil membuat blog sebagai media publikasi,
walaupun belum sempurna dalam tampilan.
Untuk menghadapi tantangan dan kendala, saya merefleksi diri sehingga menemukan cara mengatasinya. Adapun langkah yang saya ambil adalah
dengan manajeman waktu dan menggunakan skala prioritas, saya dapat mengerjakan
semua tuga, walaupun
ada yang terlambat. Kendala kurang
mahirnya dalam mengelola
blog diantisipasi dengan cara mencari tutorial
di internet, kemudian mencoba mengaplikasikan pada tugas yang dibuat.
Berdasarkan paparan di atas, saya sebagai calon guru
penggerak merasa pembelajaran yang dilaksanakan dalam LMS memberikan banyak
pengalaman yang bermakna yang dapat diterapkan di sekolah. Filosofi pendidikan
Ki Hadjar Dewantara dengan pembelajaran yang mengacu kecakapan abad 21 ⟮kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif) yang berpedoman pada nilai-nilai Pancasila dan budaya lokal
memperkuat keyakinan diri saya untuk melaksanakan merdeka belajar guna
mewujudkan profil pelajar pancasila. Demikian juga dengan pembelajaran Nilai dan Peran Guru Penggerak,
semakin menguatkan keyakinan saya untuk terus bergerak dan nantinya bisa
menggerakkan.
Karangasem, 6 Nopember 2021
Posting Komentar untuk "Jurnal Refleksi Minggu Ke-3 Calon Guru Penggerak"