Aksi Nyata PMM: Topik “Disiplin Positif”
Membuat Keyakinan Kelas
Oleh
I Putu Sudarsana, S.Pd.,M.Pd.
Guru Fisika SMA Negeri 1 Bebandem
Karangasem-Bali
Keyakinan
Kelas untuk Mewujudkan Budaya Positif
Latar Belakang
Kita
semua setuju tentunya bahwa sekolah tidak hanya sebagai tempat anak-anak
menimba ilmu pengetahuan dan keterampilan, namun tak kalah pentingnya adalah
membentuk karakter anak. Anak-anak akan dibiasakan untuk menginternalisasi
nilai-nilai sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Untuk itu
sejatinya sekolah telah membuat berbagai kebijakan dan program untuk membentuk
karakter anak yang positif. Dimana tujuan akhirnya adalah untuk mewujudkan
profil pelajar Pancasila.
SMA
Negeri 1 Bebandem memiliki visi, yaitu terwujudnya pelajar Pancasila yang
berkeunggulan lokal dan berwawasan global. Untuk mewujudkan itu misi sekolah
telah dirancang, berbagai program yang bertujuan menumbuhkan budaya positif
telah dijalankan. Keyakinan kelas adalah rintisan yang tercetus dari program
guru penggerak untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah. Oleh karena itu, di
kelas X MIPA 1 SMA Negeri 1 Bebandem, dibuatlah suatu keyakinan kelas.
Keyakinan
kelas dibuat melalui proses diskusi dan melibatkan seluruh murid di kelas X
MIPA 1, guru hanya menjadi fasilitator. Jadi, keyakinan kelas ini adalah hasil
dari ide dan gagasan murid itu sendiri, untuk selanjutnya bisa dilaksanakan,
dan murid mendapat manfaat dari melaksanakan keyakinan kelas tersebut.
Gambar
1. Murid-murid menuliskan permasalahan yang dialami di kelas
Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini,
yaitu membentuk keyakinan kelas untuk mewujudkan budaya positif di kelas secara
khusus dan di sekolah secara umumnya.
Gambar
2. Penyampaian permasalahan-permasalahan yang dialami di kelas
Deskripsi Aksi Nyata
Aksi nyata yang dilakukan untuk
mewujudkan budaya positif melalui penerapan keyakinan kelas di kelas X MIPA 1
di SMA Negeri 1 Bebandem dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Memohon
bimbingan dan arahan dari bapak Kepala SMA Negeri 1 Bebandem terkait aksi nyata
yang akan dilakukan, yaitu mewujudkan budaya positif melalui pembentukan
keyakinan kelas
2. Berdiskusi
dengan murid untuk membentuk keyakinan kelas, mulai dari penyampaian permasalahan
yang dialami dalam pembelajaran, kelas impian yang diharapkan, sampai pada
pembentukan kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas ini selanjutnya dituangkan
menjadi keyakinan kelas.
Gambar
3. Murid menuliskan kelas impiannya di papan tulis
3. Bersama
murid membuat media poster sederhana untuk menampilkan keyakinan kelas,
dipajang di kelas, sehingga setiap hari bisa dilihat oleh murid dan bisa untuk
dilaksanakan
4. Melakukan
refleksi secara berkala terkait dengan pelaksanaan keyakinan kelas oleh murid
Gambar 6. Proses pembuatan poster keyakinan kelas (menggunting)
Gambar 7. Proses pembuatan poster keyakinan kelas (menempel)
Dalam hal ini keyakinan kelas bisa dikatakan dari, oleh, dan untuk murid itu sendiri. Dimana ide dan gagasan keyakinan kelas tercetus dari diskusi bersama murid, selanjutnya dilaksanakan oleh murid, dan pada akhirnya murid sendiri yang akan memperoleh manfaat dari budaya positif yang mereka bangun melalui keyakinan kelas ini. Adapun tolak ukur untuk melihat keberhasilan dari keyakinan kelas ini adalah murid mampu melaksanakan keyakinan kelas yang sudah dibentuk.
Hasil Aksi Nyata
Hasil aksi nyata pertama tentunya adalah keyakinan
kelas itu sendiri. Adapun keyakinan kelas yang terbentuk, yaitu.
1. Beriman
dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Iman dan taqwa pada dasarnya merupakan urusan individu
masing-masing kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun, pelaksanaannya di sekolah dilakukan
secara kolektif untuk saling mengingatkan dan saling menguatkan. Wujud iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sudah dilakukan antara lain sebagai
berikut.
a) melakukan
persembahyangan puja Tri Sandya di pagi hari saat akan memulai pembelajaran dan
di siang hari saat akan pulang sekolah
b) mengucapkan
salam dan berdoa dalam mengawali dan mengakhiri proses pembelajaran di kelas
c) melaksanakan
persembahyangan hari suci keagamaan di sekolah, seperti purnama dan tilem,
serta hari raya Saraswati
Dalam hal ini guru
memantau dan terlibat secara langsung, ikut melaksanakan
persembahyangan-persembahyangan tersebut.
2. Peduli
Kebersihan Lingkungan dan Ketertiban Kelas
Dalam mewujudkan kebersihan lingkungan dan ketertiban
kelas, guru memfasilitasi untuk terbentuknya pengurus kelas yang bertugas mengkoordinasikan
semua kegiatan yang ada di kelas dan sekolah. Pengurus kelas diarahkan untuk
membentuk piket harian, yang bertanggungjawab terhadap kebersihan kelas dan
lingkungan sesuai hari mereka piket. Semua murid terlibat dalam program sabtu
bersih, yang tentunya fokus untuk kegiatan kebersihan lingkungan.
Gambar 8. Keyakinan kelas yang sudah terbentuk dalam
poster
3. Bekerjasama
dan Saling Membantu
Bekerjasama dan saling membantu merupakan suatu bentuk
keyakinan/ kesepakatan yang dibentuk kelas, agar murid-murid senantiasa tidak
berpangku tangan ketika melihat temannya tengah menghadapi kesulitan.
Bekerjasama dan saling membantu sejatinya tidak hanya diniatkan untuk menjaga
kebersihan kelas dan lingkungan. Namun, lebih dari itu seperti bekerjasama dan
saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan saat
pembelajaran. Tentunya bukan bekerjasama dan saling membantu ketika menghadapi
penilaian/ulangan harian.
4. Memelihara
Fasilitas Kelas dan Sekolah
Memelihara fasilitas kelas dan sekolah sekiranya
identik dengan menjaga kebersihan lingkungan. Masalah klasik misalnya kita
sering menjumpai kondisi meja yang penuh dengan coretan, hal ini contoh kita
tidak bisa menjaga fasilitas sekolah. Penghapus papan tulis dan spidol yang
sering hilang, itu juga contoh kita kurang bisa menjaga fasilitas yang
disediakan sekolah. Hal-hal inilah yang ingin dicegah dengan keyakinan kelas,
yaitu memelihara fasilitas kelasa dan sekolah.
5. Aktif
dan Semangat Belajar
Dengan adanya keyakinan kelas, yaitu aktif dan
semangat belajar ini, tidak serta merta membuat murid aktif dan semangat. Namun
ini adalah komitmen atau awal bagaimana kita memiliki niat untuk serius dalam
belajar. Menghargai ketika guru berbicara di depan, bertanggung jawab
menyelesaikan tugas yang diberikan, termasuk membangkitkan keberanian bertanya
dan berpendapat.
Keyakinan kelas ini pada dasarnya saling terkait satu sama lain, serta tidak bersifat kaku, namun harus direfleksi keterlaksanaannya secara berkala
Gambar 9. Poster Keyakinan Kelas yang sudah di tempel
di dinding kelas
Rencana
Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang hendak dilakukan adalah
merefleksi keterlaksanaan keyakinan kelas yang sudah dibuat. Keterlaksanaan
keyakinan kelas dipantau secara berkala, yaitu setiap satu bulan. Pemantauan
tidak hanya dilakukan oleh guru, tetapi semua murid yang ada di kelas tersebut.
Apakah keyakinan kelas bisa dilaksanakan atau tidak? Dimana dari hasil
refleksi, keyakinan kelas yang dibuat bisa saja ditambahkan ataupun dikurangi.
Gambar 10. Umpan Balik murid yang dikumpulkan melalui
padlet
Posting Komentar untuk "Aksi Nyata PMM: Topik “Disiplin Positif”"